CERITA TERINDAH
(21 November-05
Desember 2011)
Labaikal laahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik.
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
Kupenuhi
panggilan-Mu ya Allah…
Kupenuhi
panggilan-Mu…
Kupenuhi
panggilan-Mu…
TIDAK
ADA sekutu bagimu…
Kupenuhi
panggilan-Mu…
Sungguh
segala puji, nikmat dan kekuasaan
Adalah
MILIK-MU
TIDAK
ADA sekutu BAGI-MU…
****
#
Menembus impian
Pergi
ke Tanah suci bersama adalah impian kami sejak kami merintis sebuah rumah
tangga. Do’a dan ikhtiar untuk menginjakkan sepasang telapak kaki ditanah yang
tiada duanya itu, tak pernah luput disetiap nafas kami. Itulah azzam yang selalu menyelimuti relung
hati ini selama puluhan tahun.
Akhirnya…
Allah
menjawab do’a kami….
Allah
memanggil kami untuk singgah di Baitullah…
Tetes
air mata terjatuh kala Allah memenuhi janji-Nya…
Sungguh
Allah memang tak pernah ingkar untuk mengabulkan permintaan hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh.
Ya
Allah Ya Rabbi….kami datang memenuhi panggilan-Mu…
Ya
Allah Ya Rabbi….jadikanlah semua ini sebagai pemupuk iman kami.
#Meninggalkan
mereka sejenak hanya untuk menemui-Mu.
Malam
itu, pukul 02.00 dini hari, kami berdua sudah sangat siap untuk meninggalkan
rumah dan anak-anak kami tercinta. Walau terasa sedikit khawatir untuk
meninggalkan mereka, apalagi putri ketiga kami sedang dalam keadaan sakit.
Namun mereka pula yang meyakinkan kami bahwa semua akan baik-baik saja. Do’a
dan support dari keluarga, sahabat, dan para tetangga terus mengalir tanpa
henti. Mereka senantiasa menemani kami hingga matahari meninggalkan
peraduannya. Terima kasih yang sangat mendalam untuk keluarga, sahabat dan para
tetangga yang telah memberikan do’a dan support pada kami, semoga Allah
senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada saudara-saudara sekalian.
#Dari sepeda
ontel hingga Garuda Indonesia
Dulu,
saat awal kami berumah tangga, hanya sepeda ontel yang selalu menemani kami
berdua. Beberapa kali kami bermimpi naik sebuah pesawat dalam perjalanan haji.
Kami tidak menganggap hal tersebut adalah sebuah hal yang lucu, yang bisa
dipakai untuk guyonan. Kami
menganggap itu adalah mimpi kami berdua. Dan ternyata…mimpi kami menjadi nyata.
Garuda Indonesia membawa kami dalam perjalanan yang sangat indah. Pesawat yang
biasa mengantarkan ratusan jama’ah haji itu sangat bersih dan nyaman. Beberapa
pramugari yang ramah dengan telaten
membimbing kami dalam perjalanan, menawarkan makanan dan minuman kepada kami,
seolah-olah mereka tidak rela jika kami merasa lapar dan haus. Sungguh mulia
jasa para awak Garuda Indonesia, semoga Allah selalu melindungi.
#Atmosfer
Kota Terindah
Untuk
pertama kalinya, kami berdua menginjakkan kaki ini di tanah yang terlihat
gersang, namun sebenarnya menyimpan sejuta keajaiban. Bola mata ini memandang
kesetiap inchi kota Jeddah dari Bandara King Abdul Aziz pada sore hari itu.
Subhanallah…indah sekali
Biasanya
mata kami berdua disuguhi dengan bunga berwarna-warni dan pepohonan yang
rindang serta sawah hijau yang membentang. Pemandangan di kota ini sangatlah
berbeda. Perbedaan itu membuat kami bertambah yakin bahwa Allah Maha Luar
Biasa. Sang Maha ini mampu mengemas berjuta keindahan dalam satu bumi yang
tersebar disetiap belahan dunia. Sungguh, raga kami terasa sangat nyaman berada
disana.
#Mekkah
yang menakjubkan
Pada pagi itu, kami disuguhi
pemandangan yang tidak biasa. Saat kami berada dirumah kami, ketika kami
membuka pintu dipagi hari, matahari pasti menyapa dari arah timur. Sangat
berbeda dengan di Baitullah. Matahari tidak tepat disebelah timur, tetapi lebih
condong kearah tenggara, yakni berada antara timur dan selatan.
Di kota inilah kami akan melangsungkan
ibadah haji kami. Kami disana melakukan sederetan ibadah seperti thawaf dan
sa’i. Setiap hari kami berlalu lalang ke masjidil Haram, sebuah masjid yang
luar biasa megah. Desain exterior dan interiornya yang sangat khas timur tengah
membuat kami tak henti mengucap subhanallah
karena takjub dibuatnya.
#Wukuf
di Arafah
Inilah
puncak ibadah haji yang harus kami lalui, wukuf di Arafah. Saat wukuf di
Arafah, kami serombongan tinggal dalam satu tenda yang luas, bersama-sama
memohon dan melantunkan do’a pada Sang Pencipta Maha Karya. Sungguh ibadah kami
terasa amat hikmat disana. Merasakan nikmat yang diberikan oleh Allah. Tetes
air mata jatuh di pipi semua jamaah. Mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat,
mengingat mimpi-mimpi yang ingin dicapai, mengingat keluarga dan sahabat di
tanah air. Air mata tak terbendung dalam memohon ampunan-Nya. Ya Allah, terima kasih atas segala nikmat
yang kau beri, ampunilah segala dosa-dosa kami, berikanlah kami petunjuk ketika
kami kehilangan arah. Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya
kepada-Mu-lah kami memohon pertolongan….
#Lempar
Jumrah
Kami
melakukan perjalanan dari Mina ke Musdhalifah malam itu. Udara dingin merasuk
kedalam tulang rusuk kami. Namun, itu bukanlah hal yang patut dikeluhkan. Kami
justru menikmati suasana malam itu. Ditengah dinginnya malam di Musdhalifah,
kami mencari batu-batu kecil untuk kegiatan Lempar Jumrah pada tanggal 10
hingga 13 dzulhijjah.
Inilah
tempat kami melempar jumrah, Jabal Rahmah. Pembangunan yang terus dilakukan
oleh Pemerintah Arab Saudi memudahkan para jamaah untuk melakukan deretan
kegiatan ibadah haji. Tahun-tahun sebelumnya, tidak jarang jamaah haji wafat
saat berdesakkan dalam ibadah lempar jumrah ini. Sangat berbeda dengan kondisi
saat, system berubah, jadwal lemparr jumrah diprogram dan bangunan pun
bertambah luas. Luar biasa….
#Bukti
Cinta Terindah
Kami
menyaksikan bukti cinta Adam dan Hawa, yakni di Jabal Rahmah, ya, sebuah bukit
dengan tugu diatasnya. Konon, dahulu Adam terpisah dengan Hawa dari surga turun
ke bumi. Setelah mereka saling mencari, akhirnya mereka dipertemukan di Jabal
Rahmah, di padang arafah. Kami pun ingin mengikuti jejak mereka, kami ingin
nantinya ketika kami terpisah karena kehendak Allah, kami ingin surge menjadi
tempat pertemuan kami.
#Pernak-Pernik Mekkah-Madinah
Menurut
sebagian jamaah, ibadah haji rasanya tak akan afdhal jika kita tidak
jalan-jalan, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan membeli kenang-kenangan.
Yah itulah pendapat beberapa Jamaah. Bagi kami, itu kegiatan hiburan, jika
memungkinkan untuk dilakukan ya why not? Namun
kami pun tak memaksakan diri.
KBIH
Ahmad Dahlan, memang sangat canggih dalam membimbing kami. Mulai dari
pembekalan hingga serba-serbinya. Ketika kami disana (Mekkah-Madinah) di ajak
jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang sangat menarik. Mulai tempat
penyembelihan unta, laut merah dan masjid quba, buki barisan disana…gunung magnet maksudnya….dan masih banyak
lagi…sungguh jalan-jalan yang paling menarik…menikmati pemandangan bersama-sama
para sahabat seperjuangan...
Tak
lengkap rasanya, jauh-jauh ketanah suci kalau tidak menikmati kulinernya. Namun
ya disesuaikan dengan kondisi isi kantong…hehehe… disana kami sempat mampir ke
sebuah kedai bakso, Bakso Si Doel namanya. Bakso ini memang milik pengusaha
Indonesia yang tinggal disana. Yah…bisa menjadi pelepas rindu pada tanah air…
Bukan
hanya itu, kami juga sempat menyicip kurma segar, menikmati padatnya pasar
souvenir, dll.
Kami
sangat bersyukur diberi kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah haji
disana. karena memang tak sedikit jamaah haji asal Indonesia yang berbaring di
balai pengobatan saat beribadah haji.
Perjalanan
ini sungguh perjalanan yang teramat indah.
Ya
Allah, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan.
Terima
kasih atas panggilan-Mu…
Kami
berharap Engkau tak bosan menyilakan kami untuk mampir kembali di Baitullah…
Ya
Allah Ya Rabbi…
Jadikanlah
kami dan para sahabat kami menjadi haji yang mabrur
Yang
bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi orang lain
Jadikanlah
kami hamba-Mu yang bertaqwa
Yang
selalu lapang dada, rendah hati, sabar dan menolong sesama dalam kebaikan
Ya
Allah Ya Rabbi…
Ku
tunggu panggilan-Mu kembali…
Ku
tunggu panggilan-Mu kembali…
Ku
tunggu panggilan-Mu kembali…
To
be continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar