Sabtu, 29 Desember 2012

berbagi cerita


CERITA TERINDAH
(21 November-05 Desember 2011)

Labaikal laahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah…
Kupenuhi panggilan-Mu…
Kupenuhi panggilan-Mu…
TIDAK ADA sekutu bagimu…
Kupenuhi panggilan-Mu…
Sungguh segala puji, nikmat dan kekuasaan
Adalah MILIK-MU
TIDAK ADA sekutu BAGI-MU…
****






# Menembus impian
Pergi ke Tanah suci bersama adalah impian kami sejak kami merintis sebuah rumah tangga. Do’a dan ikhtiar untuk menginjakkan sepasang telapak kaki ditanah yang tiada duanya itu, tak pernah luput disetiap nafas kami. Itulah azzam yang selalu menyelimuti relung hati ini selama puluhan tahun.
Akhirnya…
Allah menjawab do’a kami….
Allah memanggil kami untuk singgah di Baitullah…
Tetes air mata terjatuh kala Allah memenuhi janji-Nya…
Sungguh Allah memang tak pernah ingkar untuk mengabulkan permintaan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Ya Allah Ya Rabbi….kami datang memenuhi panggilan-Mu…
Ya Allah Ya Rabbi….jadikanlah semua ini sebagai pemupuk iman kami.

#Meninggalkan mereka sejenak hanya untuk menemui-Mu.
Malam itu, pukul 02.00 dini hari, kami berdua sudah sangat siap untuk meninggalkan rumah dan anak-anak kami tercinta. Walau terasa sedikit khawatir untuk meninggalkan mereka, apalagi putri ketiga kami sedang dalam keadaan sakit. Namun mereka pula yang meyakinkan kami bahwa semua akan baik-baik saja. Do’a dan support dari keluarga, sahabat, dan para tetangga terus mengalir tanpa henti. Mereka senantiasa menemani kami hingga matahari meninggalkan peraduannya. Terima kasih yang sangat mendalam untuk keluarga, sahabat dan para tetangga yang telah memberikan do’a dan support pada kami, semoga Allah senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada saudara-saudara sekalian.


#Dari sepeda ontel hingga Garuda Indonesia
Dulu, saat awal kami berumah tangga, hanya sepeda ontel yang selalu menemani kami berdua. Beberapa kali kami bermimpi naik sebuah pesawat dalam perjalanan haji. Kami tidak menganggap hal tersebut adalah sebuah hal yang lucu, yang bisa dipakai untuk guyonan. Kami menganggap itu adalah mimpi kami berdua. Dan ternyata…mimpi kami menjadi nyata. Garuda Indonesia membawa kami dalam perjalanan yang sangat indah. Pesawat yang biasa mengantarkan ratusan jama’ah haji itu sangat bersih dan nyaman. Beberapa pramugari yang ramah dengan telaten membimbing kami dalam perjalanan, menawarkan makanan dan minuman kepada kami, seolah-olah mereka tidak rela jika kami merasa lapar dan haus. Sungguh mulia jasa para awak Garuda Indonesia, semoga Allah selalu melindungi.

#Atmosfer Kota Terindah
Untuk pertama kalinya, kami berdua menginjakkan kaki ini di tanah yang terlihat gersang, namun sebenarnya menyimpan sejuta keajaiban. Bola mata ini memandang kesetiap inchi kota Jeddah dari Bandara King Abdul Aziz pada sore hari itu. Subhanallah…indah sekali
Biasanya mata kami berdua disuguhi dengan bunga berwarna-warni dan pepohonan yang rindang serta sawah hijau yang membentang. Pemandangan di kota ini sangatlah berbeda. Perbedaan itu membuat kami bertambah yakin bahwa Allah Maha Luar Biasa. Sang Maha ini mampu mengemas berjuta keindahan dalam satu bumi yang tersebar disetiap belahan dunia. Sungguh, raga kami terasa sangat nyaman berada disana.

#Mekkah yang menakjubkan
Pada pagi itu, kami disuguhi pemandangan yang tidak biasa. Saat kami berada dirumah kami, ketika kami membuka pintu dipagi hari, matahari pasti menyapa dari arah timur. Sangat berbeda dengan di Baitullah. Matahari tidak tepat disebelah timur, tetapi lebih condong kearah tenggara, yakni berada antara timur dan selatan.
Di kota inilah kami akan melangsungkan ibadah haji kami. Kami disana melakukan sederetan ibadah seperti thawaf dan sa’i. Setiap hari kami berlalu lalang ke masjidil Haram, sebuah masjid yang luar biasa megah. Desain exterior dan interiornya yang sangat khas timur tengah membuat kami tak henti mengucap subhanallah karena takjub dibuatnya.
#Wukuf di Arafah
Inilah puncak ibadah haji yang harus kami lalui, wukuf di Arafah. Saat wukuf di Arafah, kami serombongan tinggal dalam satu tenda yang luas, bersama-sama memohon dan melantunkan do’a pada Sang Pencipta Maha Karya. Sungguh ibadah kami terasa amat hikmat disana. Merasakan nikmat yang diberikan oleh Allah. Tetes air mata jatuh di pipi semua jamaah. Mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat, mengingat mimpi-mimpi yang ingin dicapai, mengingat keluarga dan sahabat di tanah air. Air mata tak terbendung dalam memohon ampunan-Nya. Ya Allah, terima kasih atas segala nikmat yang kau beri, ampunilah segala dosa-dosa kami, berikanlah kami petunjuk ketika kami kehilangan arah. Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu-lah kami memohon pertolongan….
#Lempar Jumrah
Kami melakukan perjalanan dari Mina ke Musdhalifah malam itu. Udara dingin merasuk kedalam tulang rusuk kami. Namun, itu bukanlah hal yang patut dikeluhkan. Kami justru menikmati suasana malam itu. Ditengah dinginnya malam di Musdhalifah, kami mencari batu-batu kecil untuk kegiatan Lempar Jumrah pada tanggal 10 hingga 13  dzulhijjah.
Inilah tempat kami melempar jumrah, Jabal Rahmah. Pembangunan yang terus dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi memudahkan para jamaah untuk melakukan deretan kegiatan ibadah haji. Tahun-tahun sebelumnya, tidak jarang jamaah haji wafat saat berdesakkan dalam ibadah lempar jumrah ini. Sangat berbeda dengan kondisi saat, system berubah, jadwal lemparr jumrah diprogram dan bangunan pun bertambah luas. Luar biasa….
#Bukti Cinta Terindah
Kami menyaksikan bukti cinta Adam dan Hawa, yakni di Jabal Rahmah, ya, sebuah bukit dengan tugu diatasnya. Konon, dahulu Adam terpisah dengan Hawa dari surga turun ke bumi. Setelah mereka saling mencari, akhirnya mereka dipertemukan di Jabal Rahmah, di padang arafah. Kami pun ingin mengikuti jejak mereka, kami ingin nantinya ketika kami terpisah karena kehendak Allah, kami ingin surge menjadi tempat pertemuan kami.
#Pernak-Pernik Mekkah-Madinah
Menurut sebagian jamaah, ibadah haji rasanya tak akan afdhal jika kita tidak jalan-jalan, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan membeli kenang-kenangan. Yah itulah pendapat beberapa Jamaah. Bagi kami, itu kegiatan hiburan, jika memungkinkan untuk dilakukan ya why not? Namun kami pun tak memaksakan diri.
KBIH Ahmad Dahlan, memang sangat canggih dalam membimbing kami. Mulai dari pembekalan hingga serba-serbinya. Ketika kami disana (Mekkah-Madinah) di ajak jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang sangat menarik. Mulai tempat penyembelihan unta, laut merah dan masjid quba, buki barisan disana…gunung magnet maksudnya….dan masih banyak lagi…sungguh jalan-jalan yang paling menarik…menikmati pemandangan bersama-sama para sahabat seperjuangan...
Tak lengkap rasanya, jauh-jauh ketanah suci kalau tidak menikmati kulinernya. Namun ya disesuaikan dengan kondisi isi kantong…hehehe… disana kami sempat mampir ke sebuah kedai bakso, Bakso Si Doel namanya. Bakso ini memang milik pengusaha Indonesia yang tinggal disana. Yah…bisa menjadi pelepas rindu pada tanah air…
Bukan hanya itu, kami juga sempat menyicip kurma segar, menikmati padatnya pasar souvenir, dll.
Kami sangat bersyukur diberi kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah haji disana. karena memang tak sedikit jamaah haji asal Indonesia yang berbaring di balai pengobatan saat beribadah haji.












Perjalanan ini sungguh perjalanan yang teramat indah.
Ya Allah, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan.
Terima kasih atas panggilan-Mu…
Kami berharap Engkau tak bosan menyilakan kami untuk mampir kembali di Baitullah…
Ya Allah Ya Rabbi…
Jadikanlah kami dan para sahabat kami menjadi haji yang mabrur
Yang bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi orang lain
Jadikanlah kami hamba-Mu yang bertaqwa
Yang selalu lapang dada, rendah hati, sabar dan menolong sesama dalam kebaikan
Ya Allah Ya Rabbi…
Ku tunggu panggilan-Mu kembali…
Ku tunggu panggilan-Mu kembali…
Ku tunggu panggilan-Mu kembali…

                                                                                      To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar